Engkau selalu saja menjagaku sejak Ibu, wanita yang telah engkau nikahi selama 4 tahun meninggal saat diriku berumur 3 tahun. Aku tahu, engkau mati-matian untuk selalu menyenangkanku. Akulah anak tunggalmu. Aku anak gadismu yang selalu engkau lindungi, selalu engkau banggakan dan selalu engkau perhatikan.
Tak sekalipun engkau membentakku, apalagi memarahi. Apapun yang kuinginkan, akan kudapatkan. Aku memang tidak pernah meminta yang bisa membuatmu tercekik, karena aku cukup tahu diri sebagai anak dari seorang wiraswasta dengan gerobak sate.
4 tahun yang lalu, saat aku berusia 18 tahun. Aku mulai bekerja sebagai pelayan toko. Lumayan, untuk diriku sendiri. Setidaknya aku tidak akan menyusahkanmu lagi Ayah.
Aku memintamu untuk menikah lagi. Untuk menjagamu disaat aku tak ada. Tapi engkau menolak. Menyatakan dirimu sudah terlalu tua untuk mencari istri. Aku pun mencari-cari calon untukmu tanpa sepengetahuanmu Ayah. Aku menemukan seorang janda cantik, walaupun sudah berumur. Aku bawa kerumah untuk kuperkenalkan denganmu. Hatiku senang,tapi ragu. Entah kenapa.
Kalian bertemu, bertatap muka, saling mencoba menarik hati. Senyumku berubah. Entah kenapa.
Aku cemburu, aku tak suka melihat mereka berdua menjadi dekat. Aku merasa Ayahku telah diambil. Kasih sayangnya berkurang kepadaku. Tapi aku harus membuatmu bahagia. Setelah bertahun-tahun engkau memberikan kebahagiaan padaku.
Aku berubah menjadi pendiam. Pemarah dan penyendiri.
Setelah mereka menikah dengan pesta sederhana, baru kusadari....
Entah sejak kapan, dan entah kenapa. Aku mencintaimu, bukan sebagai Ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar