Senin, 14 Januari 2013

Hidup di Kota atau Di Desa?


Hampir 4 tahun saya tinggal di Banjarmasin, Banjarbaru tepatnya. Kotanya sih enak, semuanya bisa didapat, tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta hanya untuk sekedar makan pizza, ato menikmati secangkir kopi Espresso. Tapi yang tidak habis pikir adalah persoalan air dan listrik yang tidak ada perubahan semenjak saya menginjakkan kaki di tanah Borneo ini.
Awal kedatangan saya disini, sambutan hangat sudah mulai terasa, yaitu mati listrik K
Ditambah dengan kondisi air PDAM dengan kualitas amat teramat parah, airnya hitam,berbau dan meninggalkan rasa lengket di badan. Tetapi saya harus bertahan, karena inilah jalan yang diberikan Tuhan agar saya belajar tentang hidup, karena selama ini saya selalu tinggal dengan ibu saya.
Tahun kedua saya disini, keadaan menjadi semakin parah. Setiap hari Sabtu, yaitu hari libur saya setelah 5 hari bekerja, pasti terjadi pemadaman listrik...bengonglah saya. dan hal ini berlangsung selama berbulan-bulan.
Tahun ketiga bukan listrik yang menjadi masalah utama, tapi air. Setiap tahun terjadi 3 kali pemutusan sementara aliran air, yang bisa berlangsung selama berhari-hari. Alasannya bermacam-macam, mulai dari pengurasan air, pembersihan pipa, pembersihan waduk dan alasan-alasan lainnya yang aneh untuk diterima.
Dan diawal tahun 2013 ini, kembali terjadi, mati aliran air pdam beserta mati listrik yang lumayan sering #spechless.
Saya bingung, setelah bertahun-tahun kejadian seperti ini, kenapa tidak ada perbaikan dari Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru??
Saya ini hidup di kota atau di desa toh???

2 komentar:

  1. Etapi kalau tinggal sama suami di mana-mana seneeeng kan?

    *lospokus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. seneng dunk mba..tapi ga bisa mandi sering2 jadinya #eh :))

      Hapus