bunda..
waktu ku kecil
dirimu menggendongku
dengan senyuman terindahmu
saat dirimu lelah
dirimu tetap mengganti popok ku dengan sabar
saat dirimu marah
dirimu tetap tersenyum didepan ku
saat diriku nakal
dirimu tetap menasihatiku dengan lembut
sekarang...
warna rambut bunda telah berubah menjadi putih
badan yang dulu kuat,
mulai tertatih berjalan
mata yang indah,
kini telah dihiasi dengan kacamata
bunda..
selamanya dan sampai kapanpun
tiada orang yang akan menggantikanmu
dihatiku
love u mom^^
Rabu, 26 Mei 2010
Senin, 24 Mei 2010
bingung
ada apa dengan diriku
aku juga tak tau...
entah apa yang akan terjadi
atau
entah apa yang sedang kupikirkan
Ya Allah..
berilah diriku ketenangan jiwa
ketenangan batin
aku juga tak tau...
entah apa yang akan terjadi
atau
entah apa yang sedang kupikirkan
Ya Allah..
berilah diriku ketenangan jiwa
ketenangan batin
Minggu, 23 Mei 2010
Menyerah
kali ini aku benar-benar menyerah
terserah...
apa yang akan orang-orang lakukan padaku
aku sudah pasrah
karena aku sudah berupaya
sekuat tenaga
maafkan hamba Mu ini ya Allah
tapi aku sudah lelah mencari
aku sudah bosan mengenal
aku menyerah
maaf...
tapi hanya Allah Yang Mengerti
hanya Allah yang Maha Mengetahui
apapun usahaku saat ini
aku hanya bisa menunggu dan berdoa
apa yang akan terjadi selanjutnya
hanya itu...
terserah...
apa yang akan orang-orang lakukan padaku
aku sudah pasrah
karena aku sudah berupaya
sekuat tenaga
maafkan hamba Mu ini ya Allah
tapi aku sudah lelah mencari
aku sudah bosan mengenal
aku menyerah
maaf...
tapi hanya Allah Yang Mengerti
hanya Allah yang Maha Mengetahui
apapun usahaku saat ini
aku hanya bisa menunggu dan berdoa
apa yang akan terjadi selanjutnya
hanya itu...
Jumat, 21 Mei 2010
sadar
Sabtu, 15 Mei 2010
Negeri Dongeng
aku ingat akan cerita dongeng
yang sering kubaca dan kutonton sewaktu aku kecil
awal kisahnya selalu sulit
dan selalu indah dan bahagia di akhirnya
serta selalu ada keajaiban didalamnya
tapi,
aku bukanlah tinggal di negeri dongeng..
aku tinggal di negeri nyata,
yang selalu kisah sedih
atau selalu kisah bahagia
ataupun kisah sedih dan kisah bahagia
bercerita bersamaan...
ingin rasanya menjadi putri raja,
tinggal dikastil
dan memiliki kekasih berkuda putih
tapi, semua itu hanya dongeng
ehhmmm...
indahnya bila aku bisa tinggal dinegeri dongeng..
yang sering kubaca dan kutonton sewaktu aku kecil
awal kisahnya selalu sulit
dan selalu indah dan bahagia di akhirnya
serta selalu ada keajaiban didalamnya
tapi,
aku bukanlah tinggal di negeri dongeng..
aku tinggal di negeri nyata,
yang selalu kisah sedih
atau selalu kisah bahagia
ataupun kisah sedih dan kisah bahagia
bercerita bersamaan...
ingin rasanya menjadi putri raja,
tinggal dikastil
dan memiliki kekasih berkuda putih
tapi, semua itu hanya dongeng
ehhmmm...
indahnya bila aku bisa tinggal dinegeri dongeng..
Kamis, 06 Mei 2010
Sahabat Terbaik
dahulu aku pernah memiliki sahabat
tapi dia mengkhianatiku
lalu aku mencoba untuk mencari sesosok sahabat...lagi
lalu dirimu datang
dengan senyuman, amarah dan ketulusanmu
engkau datang menjadi pewarna dari hidupku
entah kenapa
aku jadi ingin terus bercerita
keluh kesahku, bahagiaku dan semua yang terjadi dalam hidupku
dan begitupun engkau kepadaku..
terima kasih...
karena engkau telah rela menghabiskan materi dan waktumu
hanya untuk mendengarkanku
terima kasih...
telah menjadi energi positifku
terima kasih...
telah mengajariku banyak hal
terima kasih...
telah memberi warna baru dihidupku
kini,
dirimu telah memilih keputusan untuk masa depanmu
dan aku bahagia mendengarnya
dan sampai kapanpun aku percaya
persahabatan kita tidak akan pernah berakhir
tapi dia mengkhianatiku
lalu aku mencoba untuk mencari sesosok sahabat...lagi
lalu dirimu datang
dengan senyuman, amarah dan ketulusanmu
engkau datang menjadi pewarna dari hidupku
entah kenapa
aku jadi ingin terus bercerita
keluh kesahku, bahagiaku dan semua yang terjadi dalam hidupku
dan begitupun engkau kepadaku..
terima kasih...
karena engkau telah rela menghabiskan materi dan waktumu
hanya untuk mendengarkanku
terima kasih...
telah menjadi energi positifku
terima kasih...
telah mengajariku banyak hal
terima kasih...
telah memberi warna baru dihidupku
kini,
dirimu telah memilih keputusan untuk masa depanmu
dan aku bahagia mendengarnya
dan sampai kapanpun aku percaya
persahabatan kita tidak akan pernah berakhir
perdebatan ahli ulama dan Atheis
Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Romawi. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh karena itu dia segan bila bertemu dengannya.
Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang atheis itu naik mimbar dan mau mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shaf-shaf masjid ada seorang laki-laki muda, bangkit. Dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!".
Ilmuwan atheis itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:
Atheis : "Pada tahun berapakah Tuhanmu dilahirkan?"
Abu Hanifah : "Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis : "Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?"
Abu Hanifah : "Dia berada sebelum adanya sesuatu."
Atheis : "Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!"
Abu Hanifah : "Tahukah tuan tentang perhitungan?"
Atheis : "Ya".
Abu Hanifah : "Angka berapa sebelum angka satu?"
Atheis : "Tidak ada angka (nol)."
Abu Hanifah : "Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha Esa yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?"
Atheis : "Dimanakah Tuhanmu berada sekarang? Sesuatu yang ada pasti ada tempatnya."
Abu Hanifah : "Tahukah tuan bagaimana bentuk susu? Apakah di dalam susu itu keju?"
Atheis : "Ya, sudah tentu."
Abu Hanifah : "Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bahagian mana tempatnya keju itu sekarang?"
Atheis : "Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bahagian."
Abu Hanifah : "Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala? Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!"
Atheis : "Tunjukkan kepada kami Dzat Tuhanmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?"
Abu Hanifah : "Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?"
Atheis : "Ya, pernah."
Abu Hanifah : "Sebelumnya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?"
Atheis : "Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya."
Abu Hanifah : "Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?"
Atheis : "Ya, masih ada."
Abu Hanifah : "Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?"
Atheis : "Entahlah, kami tidak tahu."
Abu Hanifah : "Kalau tuan tidak mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan Dzat Allah Ta'ala?"
Atheis : "Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahNYA? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?"
Abu Hanifah : "Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?"
Atheis : "Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : "Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi."
Atheis : "Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?"
Abu Hanifah : "Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya."
Atheis : "Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?"
Abu Hanifah : "Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia."
Atheis : "Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?"
Abu Hanifah : "Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang."
"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis .
"Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan atheis itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas.
"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan atheis mengangguk. "Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang atheis yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu".
Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang atheis itu.
Sumber: http://infotekkom.wordpress.com/2010...g-ulama-islam/
Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang atheis itu naik mimbar dan mau mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shaf-shaf masjid ada seorang laki-laki muda, bangkit. Dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!".
Ilmuwan atheis itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:
Atheis : "Pada tahun berapakah Tuhanmu dilahirkan?"
Abu Hanifah : "Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis : "Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?"
Abu Hanifah : "Dia berada sebelum adanya sesuatu."
Atheis : "Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!"
Abu Hanifah : "Tahukah tuan tentang perhitungan?"
Atheis : "Ya".
Abu Hanifah : "Angka berapa sebelum angka satu?"
Atheis : "Tidak ada angka (nol)."
Abu Hanifah : "Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha Esa yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?"
Atheis : "Dimanakah Tuhanmu berada sekarang? Sesuatu yang ada pasti ada tempatnya."
Abu Hanifah : "Tahukah tuan bagaimana bentuk susu? Apakah di dalam susu itu keju?"
Atheis : "Ya, sudah tentu."
Abu Hanifah : "Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bahagian mana tempatnya keju itu sekarang?"
Atheis : "Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bahagian."
Abu Hanifah : "Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala? Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!"
Atheis : "Tunjukkan kepada kami Dzat Tuhanmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?"
Abu Hanifah : "Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?"
Atheis : "Ya, pernah."
Abu Hanifah : "Sebelumnya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?"
Atheis : "Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya."
Abu Hanifah : "Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?"
Atheis : "Ya, masih ada."
Abu Hanifah : "Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?"
Atheis : "Entahlah, kami tidak tahu."
Abu Hanifah : "Kalau tuan tidak mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan Dzat Allah Ta'ala?"
Atheis : "Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahNYA? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?"
Abu Hanifah : "Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?"
Atheis : "Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : "Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi."
Atheis : "Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?"
Abu Hanifah : "Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya."
Atheis : "Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?"
Abu Hanifah : "Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia."
Atheis : "Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?"
Abu Hanifah : "Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang."
"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis .
"Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan atheis itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas.
"Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan atheis mengangguk. "Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang atheis yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu".
Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang atheis itu.
Sumber: http://infotekkom.wordpress.com/2010...g-ulama-islam/
Sabtu, 01 Mei 2010
"Mutiara"
Mutiara..
sebelum ia menjadi mutiara,
ia rela berada ditempat yang paling rendah,
terpenjara didalam kerang,
terhempas ombak,
tertimbun pasir, bahkan...
ia rela menunggu berbulan-bulan dalam kerang
didasar laut
untuk disukai semua orang
Tetaplah menjadi seperti mutiara-mutiara yang ada didasar laut.
"Dkutip dari Filonika Astria"
sebelum ia menjadi mutiara,
ia rela berada ditempat yang paling rendah,
terpenjara didalam kerang,
terhempas ombak,
tertimbun pasir, bahkan...
ia rela menunggu berbulan-bulan dalam kerang
didasar laut
untuk disukai semua orang
Tetaplah menjadi seperti mutiara-mutiara yang ada didasar laut.
"Dkutip dari Filonika Astria"
Langganan:
Postingan (Atom)